Di Australia, Anak Sekolah Bisa 'Cuci Uang'

Regulator di salah satu negara bagian Australia, New South Wales, melakukan penyelidikan atas isu money laundry (pencucian uang) yang dilakukan oleh seorang anak sekolah.

Anak laki-laki yang tidak bisa disebutkan namanya karena alasan hukum ini diketahui masih berusia kurang dari 17 tahun. Anak laki-laki itu diketahui telah melakukan pencucian uang sejak 3 tahun lalu, saat usianya masih 14 tahun dengan total uang yang 'dicuci' lebih USD200.000.

Awalnya, tidak ada orang yang tahu akan aksi anak tersebut hingga ibu kandungnya sendiri yang melaporkannya kepada pihak berwajib. Sebelumnya, sang ibu telah melakukan memberitahukan hal ini kepada institusi perbankan, namun ke enam bank yang menjadi korban money laundry itu tidak percaya sama sekali. Bahkan sang ibu meminta kepada bank-bank tersebut agar memblokir rekening anaknya.

"Hingga saat ini aduan saya tidak diindahkan. Mereka masih memperbolehkan anak saya melakukan pencucian uang secara sengaja di sana dalam jumlah yang banyak. Bahkan, hingga saat ini, anak saya termasuk dalam pelanggan bank yang sangat berharga," ujar sang ibu, seperti dikutip melalui The Age, Minggu (24/1/2010).

Kejadian ini bermula ketika sang ibu menemukan diari anak laki-lakinya pada tahun 2007. Dalam buku tersebut, ia membuat sebuah daftar hasil penipuannya yang bernilai ribuan dolar, dengan melibatkan beberapa laptop, ponsel dan sebuah jam tangan yang dijualnya di eBay. Seorang pemenang lelang yang telah membeli jam tangannya di eBay, mendepositokan sejumah uang dalam akun anak tersebut.

Dalam beberapa hari, ia telah menghasilkan lebih dari USD6.000 dan mulai hidup glamor dengan berfoya-foya layaknya selebriti Hollywood. Salah satu pengeluarannya adalah menghabiskan sekira USD4.300 untuk menginap selama satu malam di sebuah Penthouse dengan pemandangan yang mengarah ke Pelabuhan Sydney. Bahkan ia menyewa sebuah limosin untuk mengantarkannya menuju rumah maupun pantai.

"Tahun 2007, anak saya juga sempat mengunjungi Bank Commonwealth dengan membawa akte kelahiran dan seorang temannya yang berusia 18 tahun. Ketika temannya itu mengaku sebagai walinya, maka Commonwealth memberikannya kepercayaan untuk membuka rekening. Itulah awal dari semua yang telah terjadi sekarang," ujar ibu tersebut.

Selain Commonwealth, anak laki-laki tersebut tercatat juga membuka rekening di bank of Queensland, ANZ, Credit Union Australia, NAB, dan Hume Building Society.

"Anak saya juga melakukan kenakalan lain. Dia menyimpan sedikit uang tunai dalam kartu debitnya, untuk kemudian melakukan penarikan lebih dari USD1.500. Parahnya, bank-bank tersebut memperbolehkan penarikan sebesar itu, sebelum nasabah menutup rekening. Ketika hal itu terjadi, dia akan membuka rekening lainnya," paparnya.

Pada tahun 2008, anak laki-laki itu dituntut karena melakukan delapan penipuan. Namun ia beba dengan jaminan. Dalam masa tersebut, ia pun kembali membuka 10 rekening baru untuk melakukan scam tersebut. Baru-baru ini, ia hanya dihukum satu minggu saja. Sang ibu yang merasa khawatir, hanya percaya bahwa perilaku anaknya akan berhenti atas kerja sama dengan bank.

Seiring dengan penyelidikan yang masih dilakukan pihak berwajib, saat ini anak lelaki kaya mendadak itu masih melakukan pola hidup ala selebriti. Belanja sepuasnya, memanjakan diri dengan spa, dan menggunakan pakaian bermerek, tas Louis Vuiton, baju buatan Versace, dan jam merek Prada.

ARTIKEL TERKAIT