
Ilmuwan Amerika menemukan adanya kabut yang tengah bergerak melintasi sebelah kutub selatan Titan, bulan terbesar milik Saturnus.
Titan menjadi satu-satunya tempat di tata surya selain Bumi yang memiliki cairan dalam jumlah besar pada permukaannya. Sebagian besar dari cairan tersebut adalah
metana dan etana.
Menurut para peneliti dari California Institute of Technology (Caltech), penemuan baru tersebut menunjukkan bahwa Bumi dan Titan berbagi saling menyerupai ciri khas lain yang berkaitan erat dengan permukaan cairan tersebut.
"Kemunculan kabut untuk pertama kalinya memberikan bukti langsung adanya pertukaran materi antara permukaan dan atmosfer, serta siklus hidrology aktif yang sebelumnya diketahui hanya ada di Bumi," ujar salah satu astronom Caltech Mike Brown, seperti dikutip dari Xinhua, Senin (21/12/2009).
Dalam penelitiannya, tim ilmuwan menggunakan data dari Visualand Infrared Mapping Spectrometer (VIMS) pada pesawat ruang angkasa Cassini. Kemampuan perangkat ini telah teruji dalam mengamati sistem Saturnus selama lima tahun.
Brown dan rekan-rekannya mencari arsip publik online untuk menemukan semua data mengenai kutub selatan yang dikumpulkan Cassini dari Oktober 2006 hingga Maret 2007.
Mereka menyaring data untuk memisahkan fitur yang terjadi pada kedalaman yang berbeda di atmosfer. Mulai dari 20 kilometer hingga 0,25 kilometer di atas permukaan.
"Dengan cara ini, kami mengisolasi awan yang terletak sekira 750 meter di atas permukaan. Awan-awan ini tidak meluas ke tempat yang lebih tinggi melainkan ke dalam troposfer bulan, tempat dimana awan biasa terbentuk. Dengan kata lain, kami telah menemukan kabut," kata Brown.
Brown mencatat bahwa metana yang menguap di Titan menandakan adanya hujan, dan jika ada hujan, artinya terdapat sungai, kolam, erosi, dan geologi.
Itu sebabnya, keberadaan kabut di Titan untuk pertama kalinya membuktikan bahwa bulan memiliki siklus hidrologis metana aktif.
0 orang berkomentar on "Astronom Temukan Kabut di Titan"
Add a comment and Join the discussion