Terlalu banyak pilihan mengakibatkan seseorang bingung untuk menentukan. Dari mulai makanan yang akan kita makan hingga jumlah saluran TV yang kian banyak dapat memicu depresi seseorang.
Hasil analisa dari ahli psikologi menyebutkan, meski kemampuan menentukan pilihan secara umum merupakan suatu hal yang baik, namun kebebasan memilih akan banyak menimbulkan keragu-raguan dan membuat seseorang tidak bahagia.
Professor Hazel Rose Markus dari Stanford University dan timnya fokus meneliti warga Amerika dan diterapkan kepada semua orang barat dari kalangan menengah.
"Warga Amerika hidup dalam konteks politis, sosial dan historis yang mendorong kebebasan individu, keputusan untuk memilih dan menentukan nasib sendiri," kata Markus seperti dikutip dari Telegraph, Senin (25/1/2010).
Markus menyebutkan, seseorang dapat menjadi 'lumpuh' dikarenakan terlalu banyak pilihan yang memusingkan. Terkadang mereka akan merasa bersalah dan terus memikirkan, apakah mereka telah membuat keputusan yang benar. Pada akhirnya, mereka akan menjadi kurang puas dengan keputusan yang dibuat.
Hal ini diyakini muncul karena saat seseorang menghadapi banyak pilihan, dia akan terobsesi pada pilihan-pilihan tersebut. Ketika seseorang membuat pilihan, dia khawatir pilihannya tersebut akan salah.
"Meski dalam konteks dimana pilihan dapat membantu dalam kebebasan menentukan pilihan dan wewenang, hal tersebut tidak sepenuhnya baik. Pilihan dapat pula menimbulkan keragu-raguan, depresi dan keegoisan," tandasnya.
0 orang berkomentar on "Terlalu Banyak Pilihan Picu Depresi"
Add a comment and Join the discussion