Studi terbaru menyebutkan, kecenderungan melakukan bunuh diri dipicu oleh kerusakan genetik yang mempengaruhi pertumbuhan sel syaraf.
Temuan ini merupakan kelanjutan dari studi sebelumnya yang memperlihatkan bahwa perilaku bunuh diri bisa berlangsung turun temurun dalam sebuah keluarga. Para ilmuwan menganalisa varian genetik yang ada pada 394 pasien yang didiagnosa mengalami depresi, termasuk 113 orang pasien yang tercatat pernah melakukan upaya bunuh diri.
DNA mereka kemudian dibandingkan dengan 366 partisipan sehat dari populasi umum yang berbeda. Hasilnya, ditemukan lima perubahan pada kode genetik pasien dengan riwayat pernah melakukan percobaan bunuh diri. Demikian keterangan yang dikutip dari Telegraph, Rabu (3/1/2010).
Varian genetik yang disebut Single Nucleotide Polymorphisms (SNPs), mempengaruhi dua gen yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pembentukan sel saraf.
Hasil studi ini kemudian memberikan konfirmasi tentang studi lainnya yang menemukan ada sekira 270 dari 1.600 orang yang diteliti, pernah melakukan percobaan bunuh diri. Mereka adalah pasien warga negara Jerman dan Afro-Amerika.
Dr Martin Kohli yang memimpin studi ini menyebutkan, perilaku bunuh diri merupakan sebuah sifat yang dapat diwariskan.
"Kesimpulan ini di dapat setelah menganalisa DNA dan melakukan penelitian terhadap keluarga dan pasangan kembar dengan riwayat perilaku bunuh diri," kata Kohli.
Mereka juga diketahui memiliki phenotype yang sama yang mendorong mereka ke arah tindakan bunuh diri. phenotype merupakan serangkaian sifat biologis pada manusia.
0 orang berkomentar on "Bunuh Diri Disebabkan Bawaan Genetik"
Add a comment and Join the discussion