Salah satu makhluk hidup yang dianggap sebagai hewan paling cerdas, ternyata dapat menderita masalah psikologi terkait dengan ditangkapnya dan dikurungnya mereka di dalam kolam. Penemuan ini ditemukan Lori Marino, seorang ahli syaraf di Universitas Emory, Atlanta, Amerika Serikat.
Menurut Lori Marino, lumba-lumba bisa trauma jika mereka terus disimpan atau hanya berenang dengan wisatawan.
"Kompleksitas dan kecerdasan otak yang dimiliki lumba-lumba menunjukkan bahwa praktek berpotensi merusak psikologis lumba-lumba dan menyajikan sebuah gambaran salah tentang informasi kapasitas intelektual alami mereka," kata Marino.
Lumba-lumba yang canggih, sadar diri, makhluk sangat cerdas dengan kepribadian individu, otonomi dan kehidupan batin. Mereka sangat rentan terhadap penderitaan dan trauma psikologis. Selama ini dikatakan bahwa interaksi lumba-lumba dengan manusia bisa memiliki kualitas penyembuhan, seperti orang cacat memiliki manfaat kesehatan hanya dengan berenang bersama lumba-lumba, seperti dilansir Telegraph, Kamis (18/2).
Mark Simmons, direktur The Whale and Dolphin Conservation Society berkata, "Saya pikir kami harus sangat berhati-hati, bukan hanya berenang dengan lumba-lumba, tetapi juga memperhatikan mereka dari perahu-perahu juga." Menurut Simmons, manusia perlu berpikir ulang tentang bagaimana interaksi dengan lumba-lumba di alam liar.
"Sayangnya salah satu indikator kecerdasan adalah bahwa mereka dapat menderita dengan cara yang sama seperti yang kita derita. Aku cukup yakin mereka menderita dalam cara-cara yang sangat mirip dengan kita," kata Simmons. Dr Marino menambahkan, "Banyak otak lumba-lumba modern secara signifikan lebih besar daripada kita sendiri." Ciri-ciri anatomi otak mereka menunjukkan sebuah "kompleks" kecerdasan.
0 orang berkomentar on "Meski Pintar, Ternyata Lumba-Lumba Bisa Trauma"
Add a comment and Join the discussion