Peneliti National Research Council melaporkan, senyawa kimia air laut berubah lebih cepat dari 100 tahun lalu. Karbon dioksida yang memadati atmosfir Bumi dituding sebagai penyebabnya. Pasalnya, gas ini kemudian diserap oleh lautan dan berkontribusi pada perubahan kimia air laut yang sangat cepat.
Selama bertahun-tahun, karbon dioksida dan gas hasil industri lainnya menjadi perhatian serius karena dampak terhadap udara, serta meningkatkan suhu udara secara global dalam proses yang disebut efek rumah kaca.
Kondisi ini kian diperparah dengan penyerapan karbon dioksida oleh air laut, yang meningkatkan suhu udara dengan cepat. Selain itu, karbon dioksida yang terserap air laut bisa meracuni air laut dan spesies yang hidup di dalamnya.
Dilansir AFP, Jumat (23/4/2010), sejak dimulainya Revolusi Industri pada abad ke-18, pH atau tingkat keasaman air laut menurun dari 8,2 menjadi 8,1, selanjutnya diperkirakan akan menurun lebih jauh hingga 0,2 atau 0,3 unit pada akhir abad ini. Tingkat perubahan saat ini, dikatakan telah melampaui batas selama kurang lebih 800.000 tahun.
Seperti diketahui, pH merupakan ukuran seberapa besar kadar alkaline atau seberapa beracunnya komposisi senyawa kimia. Tingkat pH pada angka tujuh 7, berarti bahwa senyawa tersebut netral. Semakin tinggi angka, menunjukkan kadar alkaline yang lebih besar, dan semakin rendah angkanya, menandakan bahwa senyawa tersebut lebih beracun.
Laporan National Research Council memberikan catatan bahwa masing-masing negara harus mengambil langkah inisiatif untuk mengurangi kadar racun di air laut.
0 orang berkomentar on "Karbon Dioksida Kian Mengancam Air Laut"
Add a comment and Join the discussion